Коментарі читачів

Filsafat sebagai Akar Pendidikan: Menemukan Jati Diri Manusia di Tengah Arus Modernitas

як karmila lia (2025-04-10)


 

Di tengah derasnya arus modernitas dan globalisasi, pendidikan sering kali diarahkan pada pencapaian target-target praktis, seperti keterampilan kerja dan prestasi akademik. Namun, di balik semua itu, ada satu aspek fundamental yang tak boleh diabaikan: filsafat https://adminca.sch.id/. Filsafat adalah akar dari segala pemikiran pendidikan. Tanpa landasan filosofis yang kokoh, pendidikan akan kehilangan arah dan makna sejatinya.

Filsafat berasal dari kata philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang jika digabungkan berarti cinta akan kebijaksanaan. Dalam konteks pendidikan, filsafat hadir bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai dasar berpikir yang menuntun arah kebijakan, metode, dan tujuan pendidikan. Ia membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar: Apa tujuan pendidikan? Untuk siapa pendidikan itu diadakan? Apa peran guru dan peserta didik dalam proses tersebut?

Sikun Pribadi menyatakan bahwa filsafat merupakan usaha manusia untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh tentang segala sesuatu yang ada dan makna kehidupan di dunia. Dalam dunia pendidikan, pemahaman seperti ini sangat penting karena mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan sekadar proses mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk manusia secara utuh. Pendidikan yang memiliki akar pada filsafat akan berupaya menemukan dan mengembangkan jati diri manusia, bukan sekadar menghasilkan tenaga kerja.

Di era modern ini, pendidikan sering kali terjebak pada standar-standar kuantitatif seperti nilai ujian, peringkat sekolah, atau indeks kelulusan. Meskipun penting, indikator-indikator tersebut tidak mampu sepenuhnya menggambarkan kualitas pendidikan jika tidak diiringi dengan pembentukan nilai dan karakter. Di sinilah peran filsafat menjadi sangat penting: ia mengingatkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah memanusiakan manusia.

Pendidikan yang berlandaskan filsafat akan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, reflektif, dan mandiri. Mereka tidak hanya diajarkan untuk tahu, tetapi juga untuk memahami. Mereka tidak hanya dilatih untuk menjawab soal, tetapi juga untuk mempertanyakan makna dari kehidupan dan keberadaannya. Ini adalah proses penting dalam pembentukan jati diri di tengah dunia yang penuh tantangan dan godaan materialisme.

Selain itu, filsafat memungkinkan adanya evaluasi dan pengembangan sistem pendidikan secara berkelanjutan. Ia bukan hanya bicara tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana teori itu diterapkan dalam kehidupan nyata. Filsafat menuntun para pendidik untuk terus bertanya dan memperbaiki pendekatan mereka agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat juga diartikan sebagai pandangan hidup atau sikap hidup. Artinya, pendidikan yang memiliki akar filosofis tidak hanya membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk cara pandang dan sikap peserta didik dalam menghadapi kehidupan. Hal ini sangat krusial dalam membangun generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga bijaksana dan bertanggung jawab.

Dengan menjadikan filsafat sebagai akar pendidikan https://adminca.sch.id/, kita sedang menanam benih-benih kebijaksanaan di tengah kompleksitas zaman. Di sinilah pendidikan menemukan maknanya yang terdalam: membantu manusia menemukan jati dirinya, menjadi pribadi yang utuh, dan hidup selaras dengan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.