Коментарі читачів

Hari Bakti Dokter Indonesia ke-117: Menggugah Semangat Pengabdian

як karmila lia (2025-07-08)


Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-117 yang diperingati pada tahun 2025 menjadi momen reflektif sekaligus inspiratif bagi seluruh dokter di tanah air. Perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan pengingat akan dedikasi dan pengorbanan para dokter yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa, sejak era perjuangan kemerdekaan hingga masa kini yang penuh tantangan global.

Hari Bakti Dokter Indonesia diperingati setiap tahun sebagai penghormatan terhadap semangat pengabdian para dokter Indonesia, khususnya mengenang pengorbanan dokter Soetomo dan tokoh-tokoh medis lainnya yang turut berjuang dalam membangun negeri. Tahun ini, HBDI ke-117 mengusung tema “Dokter Indonesia: Mengabdi untuk Negeri, Bergerak untuk Masa Depan”, yang menggambarkan komitmen profesi dokter dalam melayani masyarakat dan membangun sistem kesehatan yang lebih baik.

Peringatan HBDI menjadi ajang bagi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) https://idi-banjarmasin.org/login/ untuk menggelar berbagai kegiatan sosial dan edukatif, seperti pengobatan gratis, donor darah, penyuluhan kesehatan, seminar nasional, dan peluncuran program pelayanan kesehatan berbasis komunitas. Di berbagai wilayah, cabang dan pengurus IDI lokal juga menyelenggarakan kegiatan yang menyasar masyarakat di daerah-daerah terpencil, sebagai bentuk nyata semangat bakti yang inklusif dan merata.

Momen ini juga digunakan untuk memperkuat solidaritas antaranggota profesi. Melalui seminar dan diskusi ilmiah, para dokter saling berbagi pengalaman, strategi penanganan kasus, serta inovasi pelayanan kesehatan. Hal ini penting mengingat tantangan kesehatan di era modern bukan hanya soal penyakit menular, tetapi juga krisis iklim, masalah kesehatan mental, hingga dampak teknologi digital terhadap pola hidup.

Peringatan HBDI ke-117 menjadi lebih bermakna karena berlangsung di tengah upaya nasional membangun sistem kesehatan pascapandemi. Dokter sebagai ujung tombak layanan medis dituntut tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, komunikasi yang empatik, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi. HBDI mengajak seluruh dokter untuk terus memperbarui diri, membangun sinergi, dan tetap menjunjung tinggi etika profesi.

Selain itu, IDI juga menjadikan HBDI sebagai platform advokasi bagi isu-isu penting yang dihadapi dokter, seperti distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, jaminan perlindungan hukum dalam praktik medis, serta kesejahteraan dokter di daerah terpencil. Dengan menjadikan peringatan ini sebagai momentum dialog terbuka, diharapkan ada kesadaran kolektif untuk memperkuat sistem yang berpihak pada tenaga medis sekaligus pasien.

Tidak ketinggalan, masyarakat juga diajak untuk lebih menghargai profesi dokter dan menjalin hubungan yang lebih humanis dengan penyedia layanan kesehatan. Melalui berbagai kanal media sosial, IDI mengangkat kisah-kisah inspiratif dokter di pelosok negeri, perjuangan mereka di daerah bencana, serta kontribusi mereka dalam edukasi publik selama pandemi. Kisah-kisah ini bukan untuk membanggakan diri, tetapi sebagai refleksi bahwa profesi kedokteran adalah panggilan hati yang ditopang oleh ilmu, empati, dan dedikasi.

Hari Bakti Dokter Indonesia ke-117 menjadi pengingat bahwa profesi dokter tidak pernah berjalan sendiri. Ia hadir dalam denyut nadi kehidupan masyarakat, dalam setiap pelayanan yang diberikan, dan dalam setiap langkah kecil menuju kesehatan yang merata. Dengan semangat pengabdian yang terus menyala, para dokter Indonesia akan tetap menjadi penjaga harapan dan kehidupan bagi bangsa ini.